From
two statement p and q can be formed a compound statement in the form “if p so
q” which is called implication and notated with p→q. To understand the way to
determine the truth value of the expression p → q. So firs we observe Ali’s
promise to Susi in the following.
Dari dua pernyataan p dan q dapat
dibentuk suatu pernyataan majemuk dalam bentuk “jika p maka q” yang disebut
implikasi dan dinotasikan dengan p → q. Untuk memahami cara menentukan nilai
kebenaran pernyataan p → q. Maka terlebih dahulu kita memperhatikan janji Ali
kepada Susi beikut:
It
does not rain → I come to Susi’s home
Hari
ini tidak hujan → saya dating kerumah Susi
Certainly, Ali is considered to
break his promise if it is true if it does not rain but Ali does not come to
Susi’s home. In another case, Ali I considered not to break his promise.
Analogue wih the statement above, so the expression p → q is false if p is
truth value and q is falsity value, in another case is truth value. Thereby the
table of implication truth is as follows.
Tentunya, Ali dianggap menyalahi
janjinya apaila benar hari tidak hujan tetapi Ali tidak benar dating kerumah
Susi. Dalam hal lainnya, Ali dianggap tidak menyalahi janji. Analog dengan
pernyataan diatas, maka pernyataan p → q benilai salah jika bernilai benar dan q bernilai salah, dalam
hal lainnya bernilai benar. Dengan demikian tabel kebenaran implikasi adalah sebagai
berikut:
p
|
q
|
p→q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Pernyataan
p →q disebut pernyataan implikatif/kondisional.
1.
p
→ q dibaca : jika p maka q; p hanya jika
q; q jika p atau p berimplikasi q; q asal saja p.
2.
Pernyataan p disebut
anteseden/hipotesa/sebab dan q disebut konsekuen/konklusi/akibat.
3.
q
merupakan syarat perlu bagi p; dan p merupakan syarat cukup bagi q.
4.
bermakna bahwa “tidak benar bahwa p
terjadi tetapi q tidak tejadi”. Ditulis dengan lambang –(p Ʌ -q)
definisi : implikasi dua pernyataan p → q bernilai
salah hanya jika p bernilai benar disertai q bernilai salah.
Semua
implikasi pasti logis, definisional, empiric, atau intensional. Akan tetapi
untuk menarik suatu kesimpulan cukuplah konsekuen benar apabila antesedennya benar, tanpa
harus mengetahui apakah hubungan konsekuen dengan anteseden itu bersifat logis,
definisional, empirik,
atau intensional. Itulah sebabnya hubungan antara konsekuen dan anteseden tidak
perlu ikui dipertimbangkan.
Contoh:
Determine of the truth value the
compound statements in the following.
Tentukan nilai kebenaran pernyataan
majemuk berikut:
1. If/Jika 2 + 3 = 5, so/maka 4 + 5 = 7.
2. If/Jika 2 + 2 = 6, so/maka3 + 2 = 5.
Solution/penyelesaian:
1. 2 + 3 =5 → 4 +
5 = 7
T/B → F/S
Because in the form T → F so the
statement “if 2 + 3 = 5, so 4 + 5 = 7” is FALSE.
Karena berbentuk B → S maka pernyataan
“jika 2 + 3 = 5, maka 4 + 5 = 7” bernilai SALAH.
2. 2 + 2 = 6 → 3 + 2 = 5
F/S → T/B
Because it is not in
the form of T → F, so the statement “if 2 + 2 = 6, so 3 + 2 = 5” is TRUE.
Karena tidak berbentuk
B→ S, maka pernyataan “jika 2 + 2 = 6, maka 3 + 2 = 5”bernilai BENAR.
No comments:
Post a Comment