A.
Fungsi Modul
Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran
mandiri (self-instruction).
Beberapa
fungsi Modul antara lain :
1.
Menyiasati
kelemahan pembelajaran konvensional
Pembelajaran konvensional lebih banyak menekankan pada
aktivitas pendidik (instructor-centered),
dimana seorang pendidik berperan sebagai sumber informasi utama, sedangkan
aktivitas peserta didik lebih banyak menyimak dan mencatat apa yang disampaikan pendidik. Melalui modul ini peserta didik diharapkan dapat berupaya untuk mencari dan menggali
sendiri informasi secara lebih aktif dan mengoptimalkan seluruh kemampuan dan potensi belajar yang dimilikinya.
Modul ini diandalkan untuk dapat membantu mengatasi kelemahan sistem
pembelajaran konvensional.
2.
Meningkatkan
motivasi belajar
Melalui modul peserta
didik diharapkan lebih meningkatkan motivasi belajar karena sistem pembelajarannya dapat disesuaikan dengan kesempatan masing-masing.
Penggunaan modul menuntut adanya peningkatan motivasi dalam belajar dan mengkondisikan peserta didik untuk dapat mencerna tuntas isi paparan (materi).
3.
Meningkatkan
kreativitas
Pendidik dipacu untuk berkreativitas dalam mempersiapkan
pembelajaran individual. Melalui penggunaan modul, pendidik dituntut untuk lebih kreatif didalam mempersiapkan
rencana pembelajaran individual. Seorang pendidik harus mampu berpikir secara kreatif untuk menetapkan
pengalaman belajar apa yang setepatnya harus diberikan kepada peserta
didik.
4. Mewujudkan
prinsip maju berkelanjutan
Melalui penggunaan
modul, peserta
didik yang lebih menguasai materi pada
kegiatan belajar (KB) pertama, secara individual dapat melanjutkan pada KB
berikutnya. Prinsip maju berkelanjutan ini menjadi acuan yang sangat penting
dalam pengembangan modul. Dengan prinsip ini peserta didik yang satu dengan yang lain akan memiliki perbedaan waktu
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu mata pelajaran. Pendidik perlu membuat kriteria kelulusan pada setiap KB yang dapat
menunjukkan bahwa peserta didik tersebut bisa melanjutkan belajarnya ataukah harus kembali KB sebelumnya.
5.
Meningkatkan
konsentrasi belajar
Modul dapat mewujudkan kegiatan belajar dengan
konsentrasi yang lebih meningkat. Konsentrasi belajar ini menjadi sangat penting agar peserta
didik tidak mengalami kesulitan pada
saat harus menyelesaikan tugas-tugas atau latihan yang disarankan dalam modul
tersebut.
B.
Tujuan Penulisan
Modul
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar
mandiri. Orang biasa belajar kapan saja dan dimana saja secara mandiri. Karena
konsep belajarnya berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga
tidak terbatas pada masalah tempat, dan bahkan orang yang berdiam diri ditempat
yang jauh dari pusat penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar. Terkait
dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Memperjelas dan mempermudah
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Mengatasi keterbatasan
waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar maupun guru / instruktur.
3.
Dapat digunakan secara
tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar,
mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan
sumber belajar lainnya yang memungkinkan peserta didik atau pembelajar belajar
mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
4. Memungkinkan peserta didik atau pembelajar dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya.
5. Untuk
mengurangi keragaman kecepatan belajar peserta didik melalui kegiatan belajar
mandiri.
Dengan memperhatikan tujuan-tujuan
diatas, dapat dikatakan bahwa modul sebagai bahan ajar akan sama efektifnya
dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul.
Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang mengajarkan kepada seorang
peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala sesuatu yang ingin
disampaikan oleh penulis saat pembelajaran, dapat dikemukakan dalam modul yang
ditulisnya.
No comments:
Post a Comment